Monday, June 10, 2013

Terapi Ozon (Ozone Therapy)

Terapi Ozon dikenal sebagai The Silent Healer di indonesia belum banyak mengetahuinya. Ozon adalah komponen udara segar yang terjadi secara alami, sebagai hasil reaksi antara sinar ultraviolet matahari dengan lapisan atas atmosfer bumi, dan membentuk lapisan pelidug bagi bumi. Ozon untuk pengobatan dibuat dengan cara mengaktifkan oksigen berstandar mutu medis dengan menggunakan listrik (alatnya disebut Ozone Generator).
Sebagai senyawa kimia, ozon terdiri dari tiga atom oksigen (O3), dan merupakan suatu bentuk yang sangat energetik dari oksigen atmosferik biasa (O2).  Sebagai gas, ozon sangat reaktif dan tidak stabil, dengan masa hidup yang sangat pendek. Dalam waktu 20-30 menit, ozon akan memecahkan diri menjadi dua atom oksigen biasa, dan meninggalkan satu atom oksiden tunggal (O). Oksigen tunggal ini adalah bahan oksidasi yang sangat ampuh. Jika ozon dimasukkan edalam darah dan memecahkan diri menjadi O2 dan O, maka sel-sel yang sehat yang bermuatan antioksidan akan menyerap O2 dari ozon tersebut, dan menyingkirkan O. O ini selanjutnya akan mencari sel-sel yang sakit dan menetralisasinya. Dengan demikian, dalam satu “gebrakan”, ozon akan memberi makan sel-sel yang sehat sambil menghancurkan sel-sel yang tidak normal. Dengan kemampuan tersebut ozon adalah bahan oksidan yang paling ampuh dan paling cepat daya kerjanya yang bisa dihasilkan manusia, dengan sifat pembunuh kapang (germisidal), bakteri (bakterisidal) dan jamur (fungisidal).
Ozon untuk kesehatan sudah digunakan sejak 1915 oleh Dr. Albert Wolff di Jerman. Pada akhir 1990 diperkirakan sekitar 8000 dokter, ahli Naturopati, dan ahli Homeopati di Jerman menggunakan ozon dalam praktek mereka. Sejak 1998 para praktisi kesehatan di 11 negara bagian Amerika mengikuti jejak rekan mereka di Eropa dalam memanfaatkan ozon untuk penyembuhan.

Polyatomic Oxygen – Ozon Apharesis Therapy
dunia medis mengenal barbagai cara aplikasi ozon. Mulai dari diminum (sebagai air ozon), secara topikal sebagai salep ozon, dengan kantung ozon untuk merawat luka, dengan cara insuflasi (menggunakan kateter) melalui rektum/vaginal/telinga, dengan suntikan intravena (iv) ke nadi. Tapi cara yang paling mutakhir sebagai creme de la creme dari terapi ozon adalah Polyatomic Oxygen – Ozon Apharesis Therapy. Darah pasien ditarik melalui satu lengan, diproses ozonisasi, dan difilter diluar tubuh, kemudian dikembalikan lagi melalui lengan yang satunya. Dengan cara ini dosis optimal yang lebih efektif bisa dicapai, karena selama satu jam terapi, total jumlah darah yang diberi masukan oksigen-ozon bisa mencapai 3-4 liter. Bandingkan dengan cara sebelumnya, yang maksimal memproses sekitar 300 cc darah pasien.
Terapi ozon dapat menjadi pendukung yang efektif bagi pengobatan konvensional yang sedang dijalankan. Terapi ozon berpotensi menghambat dan mengatasi perkembangan gejala-gejala diabetes, dengan menurunkan kadar glukosa dalam darah, dan meningkatkan suplai oksigen ke dalam jaringan.
Sumber :
Hadibroto, iwan dan syamsir alam. 2006. Seluk Beluk pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.



Baca Juga:


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites