Terapi Ozon dikenal sebagai The Silent Healer
di indonesia belum banyak mengetahuinya. Ozon adalah komponen udara segar yang
terjadi secara alami, sebagai hasil reaksi antara sinar ultraviolet matahari
dengan lapisan atas atmosfer bumi, dan membentuk lapisan pelidug bagi bumi.
Ozon untuk pengobatan dibuat dengan cara mengaktifkan oksigen berstandar mutu
medis dengan menggunakan listrik (alatnya disebut Ozone Generator).
Sebagai senyawa kimia, ozon terdiri dari tiga
atom oksigen (O3), dan merupakan suatu bentuk yang sangat energetik
dari oksigen atmosferik biasa (O2).
Sebagai gas, ozon sangat reaktif dan tidak stabil, dengan masa hidup
yang sangat pendek. Dalam waktu 20-30 menit, ozon akan memecahkan diri menjadi
dua atom oksigen biasa, dan meninggalkan satu atom oksiden tunggal (O). Oksigen
tunggal ini adalah bahan oksidasi yang sangat ampuh. Jika ozon dimasukkan
edalam darah dan memecahkan diri menjadi O2 dan O, maka sel-sel yang
sehat yang bermuatan antioksidan akan menyerap O2 dari ozon
tersebut, dan menyingkirkan O. O ini selanjutnya akan mencari sel-sel yang
sakit dan menetralisasinya. Dengan demikian, dalam satu “gebrakan”, ozon akan
memberi makan sel-sel yang sehat sambil menghancurkan sel-sel yang tidak
normal. Dengan kemampuan tersebut ozon adalah bahan oksidan yang paling ampuh
dan paling cepat daya kerjanya yang bisa dihasilkan manusia, dengan sifat
pembunuh kapang (germisidal), bakteri (bakterisidal) dan jamur (fungisidal).
Ozon untuk kesehatan sudah digunakan sejak
1915 oleh Dr. Albert Wolff di Jerman. Pada akhir 1990 diperkirakan sekitar 8000
dokter, ahli Naturopati, dan ahli Homeopati di Jerman menggunakan ozon dalam
praktek mereka. Sejak 1998 para praktisi kesehatan di 11 negara bagian Amerika
mengikuti jejak rekan mereka di Eropa dalam memanfaatkan ozon untuk
penyembuhan.
Polyatomic
Oxygen – Ozon Apharesis Therapy
dunia medis mengenal barbagai cara aplikasi
ozon. Mulai dari diminum (sebagai air ozon), secara topikal sebagai salep ozon,
dengan kantung ozon untuk merawat luka, dengan cara insuflasi (menggunakan
kateter) melalui rektum/vaginal/telinga, dengan suntikan intravena (iv) ke
nadi. Tapi cara yang paling mutakhir sebagai creme de la creme dari terapi ozon adalah
Polyatomic Oxygen – Ozon Apharesis Therapy. Darah pasien ditarik melalui satu
lengan, diproses ozonisasi, dan difilter diluar tubuh, kemudian dikembalikan
lagi melalui lengan yang satunya. Dengan cara ini dosis optimal yang lebih
efektif bisa dicapai, karena selama satu jam terapi, total jumlah darah yang
diberi masukan oksigen-ozon bisa mencapai 3-4 liter. Bandingkan dengan cara
sebelumnya, yang maksimal memproses sekitar 300 cc darah pasien.
Terapi ozon dapat menjadi pendukung yang
efektif bagi pengobatan konvensional yang sedang dijalankan. Terapi ozon
berpotensi menghambat dan mengatasi perkembangan gejala-gejala diabetes, dengan
menurunkan kadar glukosa dalam darah, dan meningkatkan suplai oksigen ke dalam
jaringan.
Sumber :
Hadibroto, iwan dan syamsir alam. 2006. Seluk Beluk pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Hadibroto, iwan dan syamsir alam. 2006. Seluk Beluk pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Baca Juga:
0 comments:
Post a Comment