Saturday, August 13, 2011

Simplisia



2.1 Tinjauan Tentang Simplisia

2.1.1 Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bentuk jamak dari simpleks yang berasal dari kata simple, yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia sebagai berikut: simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawan, 2004: 9).

Secara umum pemberian nama atau penyebutan simplisia didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti dengan nama bagian tanaman. Sebagai contoh, merica dengan nama spesies Piperis albi maka nama simplisianya disebut Piperis albi fructus. Fructus menunjukkan nama bagian tanaman yang digunakan yaitu buahnya (Gunawan, 2004: 9).

Perlu juga diketahui bahwa banyak buku-buku teks yang tidak menganut sistem penyebutan simplisia yang telah disebutkan seperti contoh berikut ini:

· Calami Rhizoma: menunjukkan penyebutan nama berdasarkan nama belakang dari spesies Acirus calamus (dlingo) yang diikuti dengan nama bagian yang digunakan

(Rhizoma = rimpang).

· Brugmansia folia: nama genus dari Brugmansia candida diikuti folia = daun

· Oleum Arachidis: minyak kacang (Arachis hypogea) tanpa nama bagian tanaman

· Lycopodium: nama spora, hanya ditulis Lycopodium saja

· Chinae Cortex: menggunakan nama daerah, dari tanaman Cinchona succirubra. Nama daerahnya chinae (kina)

Berikut nama-nama latin dari bagian tanaman yang digunakan dalam tatanama simplisia

Nama Latin

Bagian Tanaman

Semen

Biji

Radix

Akar

Rhizoma

Rimpang

Bulbus

Umbi lapis

Tubera

Ubi

Flos

Bunga

Fructus

Buah

Lignum

Kayu

Cortex

Kulit kayu

Caulis

Batang

Folia

Daun

Herba

Seluruh bagian tanaman

Amylum

Pati

Thallus

Bagian dari tanaman rendah

Tabel 2.1 Nama Latin Dari Bagian Tanaman Yang Digunakan Dalam Tatanama Simplisia

2.1.2 Penggolongan Simplisia

Simplisia terbagi 3 golongan yaitu :

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman. Eskudat tanaman ialah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.

2. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

2.1.3 Cara Pembuatan Simplisia

Pembuatan simplisia merupakan proses memperoleh simplisia dari alam yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang dikehendaki. Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan(Gunawan, 2004: 9).

1. Teknik pengumpulan

Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman lainnya. misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosa.

Waktu Pengumpulan Atau Panen

Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia ditentukan oleh waktu panen, umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan lingkungan tempat tumbuhnya. Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut :

1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak, contohnya, daun Athropa belladonna mencapai kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat mulai berbunga. Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul 09.00-12.00.

2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.

3. Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik sebelum buah masak.

4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.

5. Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti.

Cara pengambilan bagian tanaman dari pohonnya biasanya menggunakan teknik-teknik tertentu diantaranya:

1. Klika batang/klika/korteks

Klika diambil dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, sebaliknya dengan cara berselang-seling dan sebelum jaringan kambiumnya, untuk klika yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol gunakan alat pengelupas yang bukan terbuat dari logam.

2. Batang (caulis)

Batang diambil dari cabang utama sampai leher akar, dipotong-potong dengan panjang dan diameter tertentu.

3. Kayu (Lignum)

Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-potong kecil.

4. Daun (Folium)

Daun tua atau muda (daun kelima dari pucuk) dipetik satu persatu secara manual.

5. Bunga (Flos)

Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga, dapat dipetik langsung dengan tangan.

6. Akar (Radix)

Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu.

7. Rimpang (Rhizoma)

Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.

8. Buah (Fructus)

Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah muda,

dipetik dengan tangan.

9. Biji (Semen)

Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan atau alat, biji dikumpulkan dan dicuci.

10. Bulbus

Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar dengan memotongnya.

2. Pencucian dan Sortasi Basah

Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu dan sebagainya), dan memisahkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki. Pencucian dilakukan bagi simplisia utamanya bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar, rimpang), untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat.

3. Pengeringan

Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :

1. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka relatif lama.

2. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10 %.

3. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.

a. Pengeringan alamiah

Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia, pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relatif stabil oleh panas)

2. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).

b. Pengeringan buatan

Cara pengeringan dengan, menggunakan alat yang dapat diatur suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya.

2.1.4 Pemeriksaan Mutu Simplisia

Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pemeriksaan mutu simplisia adalah sebagai berikut:

a. Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi terakhir dari buku-buku resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI seperti Farmakope Indonesia, Ekstra Farmsakope Indonesia dan Materia Medika Indonesia. Jika tidak tercantum maka harus memenuhi persyaratan seperti yang disebut pada paparannya (monografinya).

b. Tersedia contoh sebagai simplisia pembanding yang setiap periode tertentu harus diperbaharui

c. Harus dilakukan pemeriksaan mutu fisis secara tepat yang meliputi:

1) Kurang kering atau mengandung air,

2) Termakan serangga atau hewan lain,

3) Ada-tidaknya pertumbuhan kapang, dan

4) Perubahan warna atau perubahan bau. (Gunawan, 2004: 9)

d. Dilakukan pemeriksaan lengkap yang terdiri atas:

1. Identifikasi meliputi pemeriksaan:

a. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan simplisia. Dalam buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk dan rasa yang dimaksudka untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati sebagai syarat baku.

Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyarian zat berkhasiat, terhadap hasil mikrosblimasi atau langsung terhadap irisan atau serbuk simplisia ( Depkes RI, 1979: xiii)

b. Mikroskopik, yaitu membuat uraian mikroskopik paparan mengenai bentuk ukuran, warna dan bidang patahan atau irisan.

c. Mikroskopoik yaitu membuat paparan anatomi penempang melintang simplisia fragmen pengenal serbuk simplisia.

d. Tetapan fisika, melipti pemeriksaan indeks bias, bobot jenis, titik lebur, rotasi optik, mikrosublimasi, dan rekristalisasi.

e. Kimiawai, meliputi reaksi warna, pengendapan, penggaraman, logam, dan kompleks.

f. Biologi, meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan angka kuman, pencemaran, dan percobaan terhadap hewan.

2. Analisis bahan meliputi penetapan jenis konstituen (Zat kandungan), kadar konstituen (Kadar abu, kadar sari, kadar air, kadar logam), dan standarisasi simplisia.

3. Kemurnian, meliputi kromatografi: kinerja tinggi, lapis tipis, kolom, kertas, dan gas untuk menentukan senyawa atau komponene kimia tunggal dalam simplisia hasil metabolit primer dan sekunder tanaman.

4 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites