Monday, June 10, 2013

Brain Gym





Brain Gym yang termasuk Kinesiologi  Terapan, adalah merek dagang terdaftar untuk program pendidikan sensorimotor yang dikembangkan oleh Dr. Paul E. Dennison, Ph.D., seorang pakar dalam bidang pengembangan motorik anak-anak.
Brain Gym dikembangkan berdasarkan himpunan hasil penelitian selama lebih dari 80 tahun, dari para terapis pendidikan, optometris pertumbuhn, dan para spesialis lain dalam bidang olah gerak dan pertumbuhan anak-anak.
Brain Gym adalah program yang disusun berdasarkan pola gerak. Latihan-latihannya menggali kembali pola gerak masa pertumbuhan yang dilakukan oleh anak-anak secara alamiah, sebagai bagian dari proses tumbuh kembang mereka ketika masih bebas dari stress, bebas dari kekhawatiran akan cedera, atau berbagai larangan dan hambatan dari orang tua. Gerakan-gerakan tersebut mendukung proses pembelajaran dari dalam diri setiap anak dengan jalan merangsang sistem sensori, auditori, dan propriosepsi, serta bertujuan membentuk umpan balik yang lebih efektif. Jika seorang anak bisa lebih mampu berhubungan dengan struktur internalnya sendiri, maka ia akan mampu belajar secara lebih aktif.
Konsep dan Cara Kerja Brain Gym
Seorang bayi dilahirkan dengan berbagai respon yang bersifat refleks, sebagai rangsangan yang akan membantu otaknya dalam membentuk jalur neural yang vital. Jika sang bayi tumbuh menjadi anak atau orang dewasa, namun masih memiliki berbagai refleks bayi, ini pertanda bahwa tahap awal yang penting dalam pertumbuhan otaknya belum terjadi, telah terhambat, atau bahkan mengalami kemunduran akibat pengalaman-pengalaman yang penuh stress atau oleh penyakit. Hal ini bisa menjurus ke stres secara fisik atau fikiran, dan mengarah nantinya ke berbagai masalah yang lebih serius.
Stres benar-benar membatasi proses pembelajaran. Dalam keadaan stres, aktifitas dalam sistem hubungan tubuh dan fikiran menjadi terpusat pada sistem saraf simpatetik, yang mempersiapkan tubuh  untuk bereaksi melawan atau lari (fight/flight, aggression/fear). Akibatnya, kegiatan dalam sistem limbik (tempat ingatan terjadi)dan dalam neokortek dari cerebum (tempat pemikiran secara abstrak dan logis terjadi) menjadi menurun. Sebagai tambahan, mereka yang stres dketika belajar bisa masuk dalam kondisi belajar secara homolateral (keadaan dimana wilayah otaknya yang biasanya dominanmengambil alih hampir keseluruhan proses berpikirnya). Akibatnya, siswa kehilangan akses terhadap fungsi dan wilayah otaknya yang tidak dominan. Terjadilah proses pembelajaran sepihak, yang akan mempengaruhi efektivitas belajar dan kinerjanya kelak.
Penelitian yang baru mengenai kemampuan otak menunjukkan bahwa hubungan sel-sel otak bisa diubah pada usia berapa pun. Dan Dr. Paul E. Dennison, Ph.D. yakin bahwa gerakan fisik bisa menstimulasi fungsi otak. Gerakan atau latihan tubuh tertentu akan merangsang aspek-aspek tertentu dari fungsi otak. Dua puluh enam teknik brain gym dirancang untuk mengaktifkan berbagai fungsi kognitif termasuk komunikasi, komprehensi dan pengorganisasian informasi.
Brain gym mennggunakan kombinasi dari latihan fisik dan pikiran yang sederhana, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus setiap individu. Dr. Dennison mengembangkan serangkaian gerakan fisik yang bisa mengintegrasikan kedua wilayah atau belahan otak kiri dan kanan untuk berfungsi sebagai otak yang menyeluruh. Pemolaan kembali (repatterning) ini hanya satu contoh dari manfaat brain gym. Gerakan-gerakan brain gym yang lain mengaktifkan seluruh sistem tubuh-pikiran dan mengurangi reaksi ‘melawan atau lari’ yang terjadi ketika stres. Dalam kondisi santai atau bebas stres, siswa akan mendapatkan kembali minat bawaan dari dalam dirinya sendiri untuk belajar, dan termotivasi kembali untuk mencapai tujuannya.
Manfaat brain gym :

  1. Meningkatkan keterampilan belajar berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dan matematika 
  2. Memperbaiki kemampuan memusatkan pikiran (konsentrasi) dan daya ingat 
  3. Memperbaiki kondisi tubuh dan gerakan, olahraga, menari, dan bermain musik. 
  4. Membantu meningkatkan kemampuan dalam menyusun perencanaan dan mencapai tujuan dalam berbagai aspek kehidupan 
  5. Teknik melepas ketegangan dan stres yang mujarab 
  6.  Meningkatkan rasa percaya diri. 

sumber :
Hadibroto, iwan dan syamsir alam. 2006. Seluk Beluk pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites