Brain Gym dikembangkan berdasarkan himpunan
hasil penelitian selama lebih dari 80 tahun, dari para terapis pendidikan,
optometris pertumbuhn, dan para spesialis lain dalam bidang olah gerak dan
pertumbuhan anak-anak.
Brain Gym adalah program yang disusun
berdasarkan pola gerak. Latihan-latihannya menggali kembali pola gerak masa
pertumbuhan yang dilakukan oleh anak-anak secara alamiah, sebagai bagian dari
proses tumbuh kembang mereka ketika masih bebas dari stress, bebas dari
kekhawatiran akan cedera, atau berbagai larangan dan hambatan dari orang tua.
Gerakan-gerakan tersebut mendukung proses pembelajaran dari dalam diri setiap
anak dengan jalan merangsang sistem sensori, auditori, dan propriosepsi, serta
bertujuan membentuk umpan balik yang lebih efektif. Jika seorang anak bisa
lebih mampu berhubungan dengan struktur internalnya sendiri, maka ia akan mampu
belajar secara lebih aktif.
Konsep dan Cara Kerja Brain Gym
Seorang bayi dilahirkan dengan berbagai respon
yang bersifat refleks, sebagai rangsangan yang akan membantu otaknya dalam
membentuk jalur neural yang vital. Jika sang bayi tumbuh menjadi anak atau
orang dewasa, namun masih memiliki berbagai refleks bayi, ini pertanda bahwa
tahap awal yang penting dalam pertumbuhan otaknya belum terjadi, telah
terhambat, atau bahkan mengalami kemunduran akibat pengalaman-pengalaman yang
penuh stress atau oleh penyakit. Hal ini bisa menjurus ke stres secara fisik
atau fikiran, dan mengarah nantinya ke berbagai masalah yang lebih serius.
Stres benar-benar membatasi proses pembelajaran.
Dalam keadaan stres, aktifitas dalam sistem hubungan tubuh dan fikiran menjadi
terpusat pada sistem saraf simpatetik, yang mempersiapkan tubuh untuk bereaksi melawan atau lari
(fight/flight, aggression/fear). Akibatnya, kegiatan dalam sistem limbik
(tempat ingatan terjadi)dan dalam neokortek dari cerebum (tempat pemikiran
secara abstrak dan logis terjadi) menjadi menurun. Sebagai tambahan, mereka
yang stres dketika belajar bisa masuk dalam kondisi belajar secara homolateral
(keadaan dimana wilayah otaknya yang biasanya dominanmengambil alih hampir
keseluruhan proses berpikirnya). Akibatnya, siswa kehilangan akses terhadap
fungsi dan wilayah otaknya yang tidak dominan. Terjadilah proses pembelajaran
sepihak, yang akan mempengaruhi efektivitas belajar dan kinerjanya kelak.
Penelitian yang baru mengenai kemampuan otak
menunjukkan bahwa hubungan sel-sel otak bisa diubah pada usia berapa pun. Dan
Dr. Paul E. Dennison, Ph.D. yakin bahwa gerakan fisik bisa menstimulasi fungsi
otak. Gerakan atau latihan tubuh tertentu akan merangsang aspek-aspek tertentu
dari fungsi otak. Dua puluh enam teknik brain gym dirancang untuk mengaktifkan
berbagai fungsi kognitif termasuk komunikasi, komprehensi dan pengorganisasian
informasi.
Brain gym mennggunakan kombinasi dari latihan
fisik dan pikiran yang sederhana, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus
setiap individu. Dr. Dennison mengembangkan serangkaian gerakan fisik yang bisa
mengintegrasikan kedua wilayah atau belahan otak kiri dan kanan untuk berfungsi
sebagai otak yang menyeluruh. Pemolaan kembali (repatterning) ini hanya satu
contoh dari manfaat brain gym. Gerakan-gerakan brain gym yang lain mengaktifkan
seluruh sistem tubuh-pikiran dan mengurangi reaksi ‘melawan atau lari’ yang
terjadi ketika stres. Dalam kondisi santai atau bebas stres, siswa akan
mendapatkan kembali minat bawaan dari dalam dirinya sendiri untuk belajar, dan
termotivasi kembali untuk mencapai tujuannya.
Manfaat brain gym :
- Meningkatkan keterampilan belajar berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dan matematika
- Memperbaiki kemampuan memusatkan pikiran (konsentrasi) dan daya ingat
- Memperbaiki kondisi tubuh dan gerakan, olahraga, menari, dan bermain musik.
- Membantu meningkatkan kemampuan dalam menyusun perencanaan dan mencapai tujuan dalam berbagai aspek kehidupan
- Teknik melepas ketegangan dan stres yang mujarab
- Meningkatkan rasa percaya diri.
sumber :
Hadibroto, iwan dan syamsir alam. 2006. Seluk Beluk pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
0 comments:
Post a Comment