Tuesday, May 14, 2013

Ektraksi Bahan Alam


2.2              Tinjauan Tentang Ekstrak
2.2.1        Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang diperoleh diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin baik.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara ekstraksi tanaman obat dengan ukuran pertikel tertentu dan menggunakan medium pengekstrasi (menstrum) yang tertentu pula.
Ekstraksi dapat dilakukan menurut berbagai cara. Ekstrak yang diperoleh sesudah pemisahan cairan dari residu tanaman obat dinamakan “micelle”. Micelle ini dapat diubah menjadi bentuk obat siap pakai, seperti ekstrak cair dan tinktura atau sebagai produk/bahan antara yang selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering. (Agoes.G,2007)
2.2.2    Teknologi Ekstraksi
1)      Pembuatan Serbuk Simplisia
Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal berikut:
a.       Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif efisien, namun makin halus serbuk, maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi.
b.      Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan interaksi dengan benda keras (logam dan lain-lain) maka akan timbul panas (kalor) yang dapat berpengaruh pada senyawa kandungan. Namun hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair.

2)      Cairan pelarut
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa lainnya, serta ekstrak yang hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan.
3)      Separasi dan pemurnian
Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan (memisahkan) senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni. Proses-proses pada tahapan ini adalah pengendapan, pemisahan dua cairan tak campur, sentrifugasi, dekantsi, filtrasi serta proses adsorbsi dan penukaran ion.
4)      Pemekatan atau penguapan
Pemekatan berarti peningkatan jumlah parsial solute (senyawa terlarut) secara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kering, ekstrak hanya menjadi kental atau pekat.
5)      Pengeringan ekstrak
Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan serbuk, masa kering-rapuh, tergantung dari proses dan alat yang digunakan. Ada beberapa proses pengeringan ekstrak yaitu dengan cara:
a.       Pengeringan evaporasi
b.      Pengeringan vaporasi
c.       Pengeringan sublimasi
d.      Pengeringan konveksi
e.       Pengeringan kontak
f.       Pengeringan rasiasi
g.      Pengeringan dielektrik
6)      Randemen
Randemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.
2.2.3    Metode Ekstraksi
1)      Ekstraksi dengan menggunakan pelarut
Cara dingin
1.      Maserasi
Istilah maserasi berasal dari bahasa latin “macerare”, yang artinya “merendam”. Merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam pengekstrasi sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel et al., 1995). Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (suhu kamar). Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan ekstrak. Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Proses yang paling sederhana hanya menuangkan pelarut pada simplisia. Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai untuk tiap – tiap bahan tanaman (simplisia), ekstrak dikeluarkan, dan ampas hasil ekstraksi dicuci dengan pelarut yang segar sampai didapat berat yang sesuai. Prosedur ini sama dengan pembuatan tingtur atau ekstrak khusus, dan kadang–kadang merupakan satu–satunya prosedur untuk tanaman yang mengandung zat berlendir (musilago) tinggi. Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak pernah dapat menarik zat berkhasiat dari tanaman secara sempurna. Ampas menahan sejumlah besar solut, yang untuk perolehannya harus dilakukan proses pemerasan (penekanan) atau cara sentrifugasi.
2.            Perkolasi
Perkolasi merupakan suatu proses dimana obat yang sudah halus,
diekstraksi dengan pelarut yang cocok dengan cara dilewatkan perlahan-lahan pada suatu kolom (Ansel et al., 1995). Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu  sampai sempurna (Exhaustive Extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Pada perkolasi sederhana dan berkesinambungan, sasaran proses biasanya adalah untuk menarik bahan berkhasiat dari tanaman secara total. Pada perkolasi sederhana, bahan berkhasiat diekstraksi sampai habis menggunakan pelarut segar.
Proses ini merupakan proses yang memakan waktu lama dan mahal karena dibutuhkan sejumlah besar pelarut yang bergantung pada beberapa parameter berikut :
a.       Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan pelarut – solute.
b.      Kuantitas pelarut yang dibutuhkan untuk menghasilkan ekstraksi pertama dalam skala ekonomi yang memadai.
c.       Kuantitas pelarut yang dibutuhkan untuk mengencerkan secara sempurna kuantitas solut yang tertahan oleh ampas dari ekstraksi pertama.
Cara panas
1.            Refluks
Ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
2.            Ekstraksi Sinambung (Soxhletasi)
Soxhletasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi eksraksi yang kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin baik.
Pelarut penyari yang ditempatkan di dalam labu akan menguap ketika dipanaskan, melewati pipa samping alat Soxhlet dan mengalami pendinginan saat melewati kondensor. Pelarut yang telah berkondensasi tersebut akan jatuh pada bagian dalam alat Soxhlet yang bersimplisia dibungkus kertas saring dan menyisiknya hingga mencapai bagian atas tabung sifon. Seharusnya seluruh bagian larut tersebut akan tertarik dan ditampung pada labu tempat pelarut awal. Proses ini berlangsung terus menerus sampai diperloleh hasil ekstraksi yang dikehendaki.
Keuntungan ekstraksi sinambung adalah pelarut yang digunakan lebih sedikit dan pelarut murni sehingga dapat menyaring senyawa dalam simplisia lebih banyak dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan maserasi atau perkolasi. Kerugian cara ini adalah tidak dapat digunakan untuk senyawa-senyawa termolabil (Harborne. J.B,1987).
            
3.            Digesti. Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-500C.
4.            Infus. Infus adalah ektraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, suhu terukur 96-980C) selama waktu tertentu (15–20 menit).
5.            Dekok. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampa titik didih air.
2)      Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian (Frianto, 2009).

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites