Prinsip Dasar
- subyek atau orang yang akan dihipnotis berada dalam keadaan duduk atau berbaring dengan santai. Hal ini untuk menghindari ketegangan fisik dan kecamasan bagi subyek. Inilah tahap pertama untuk keluar dari kesadaran normal.
- subyek diminta untuk memusatkan perhatian pada suara dan kegiatan penghipnotis, dan menghiraukan hal-hal lainnya. Ini untuk mengurangi gangguan dari lingkungan atau keadaan sekitarnya.
- subyek diminta untuk mendengarkan dengan pasif dan menerima saja apa yang dikatakan penghipnotis. Ini untuk membatasi kemampuan proses penilaian dan pembuatan keputusan oleh subyek.
- subyek mungkin diminta untuk memandangi suatu benda. Ini untuk menimbulkan keletihan retina yang dibutuhkan dalam proses hipnosis, sehingga mata siap untuk menutup.
- dianjurkan tercapainya keadaan seperti tidur, dan penghipnotis akan memberikan beberapa sugesti atau saran percobaan untuk memastikan bahwa subyek telah masuk dalam keadaan terhipnotis.
Pengobatan
Hipnoterapi memanfaatkan keadaan kesadaran yang berubah untuk menarik sumber-sumber dari pikiran bawah sadar, untuk mendapatkan perubahan yang bersifat terapeutik terhadap sang pasien. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi hipnosis dapat meredakan nyeri pada penyakit yang sudah parah, efektif pula untuk menyembuhkan penderita jangka panjang, bahkan menghentikan kebiasaan buruk. Jika dalam keadaan hipnosis perintah untuk duduk dan berdiri dapat dipatuhi, maka tentu saja sugesti hipnotis untuk sembuh bisa juga dilakukan. Dalam keadaan kesadaran yang khusus ini, seseorang dapat menemukan sumber-sumber bawah sadar untuk penyembuhan, keadaan pribadi, dan penggunaan kemampuan sendiri untuk menghasilkan perubahan yang positif.
Seorang hipnoterapis yang handal dalam pengamatan, mampu mendeteksi variasi yang paling kecil dalam tingkah laku pasien, menggali informasi penting dari pasien mengenai interes, kemampuan, nilai moral, pandangan umum mengenai kehidupan, dan sikapnya terhadap masalah-masalah yang ia hadapi. Berbekal data-data tersebut ia kemudian membawa pasiennya ke dalam kondisi trance, dan melakukan terapi yang paling tepat untuk pasien tersebut. Selanjutnya hipnoterapis dapat menyalurkan sumber-sumber bawah sadar pasien yang sebelumnya belum diketahui atau didayagunakan, untuk mencapai perubahan-perubahan yang diharapkan.
Perlu diperhatikan, bahwa keinginan di bawah sadar yang bertentangan dengan saran yang diberikan penghipnotis, misalnya mengubah kebiasaan yang dianggap sakral dan menjadi patokan yang penting dalam hidupnya, dapat menyebabkan reksi stress yang berbahya. Bahaya lain adalah penggunaan hipnotis untuk mengulang dan membuka kembali kejadian menyakitkan (trauma) yang selama ini ditekan dalam-dalam demi perlindungan diri. Pengulangan peristiwa traumatik di dalam keadaan terhipnotos sebaiknya dilakukan oleh seorang praktisi hipnotis penyembuhan yang ahli.
referrensi:
Hadibroto, Iwan dan Syamsir Alam. 2006. Seluk Beluk Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
0 comments:
Post a Comment